Norimitsu Odachi ditampilkan dalam kemuliaan penuh di Kuil Kibitsu di Prefektur Okayama. Pedang raksasa tersebut telah menawan hati Jepang dan pengunjung mancanegara dengan ukuran dan kemegahannya. Norimitsu begitu besar, legenda telah menyatakan bahwa senjata itu pernah dipalsukan dan dipegang oleh seorang pejuang raksasa. Selain ukurannya, panjang 12,37 kaki dan berat 31,97 lbs, asal seruan Norimitsu Odachi yang sebenarnya, masih terus diselimuti misteri.
|
Pedang Raksasa Norimitsu Odachi, Mungkinkah Ini Ada hubungannya Dengan Raksasa Sumber Foto : juaranews.com |
Samurais telah menjadi bab dari budaya Jepang semenjak awal masa kesepuluh. Mereka ialah prajurit sengit yang bersumpah untuk melindungi klan masing-masing. Salah satu hal yang paling mereka kenali ialah senjata pilihan utama mereka: pedang.
Ada banyak sekali macam pisau yang diproduksi oleh para pembuat pedang terampil di Jepang. Katana adalah yang paling terkenal alasannya hubungannya dengan samurai. Pedang tradisional Jepang yang kurang dikenal ialah odachi, yang secara harfiah berarti "pedang besar / besar." Agar dapat diklasifikasikan sebagai odachi, senjata harus mempunyai panjang pisau 3 shaku (35,79 inci atau 90,91 cm), meskipun Ada beberapa catatan yang mencapai sekitar 6,56 kaki panjangnya.
|
Pedang Raksasa Norimitsu Odachi, Mungkinkah Ini Ada hubungannya Dengan Raksasa? |
Sumber Foto : http://greaterancestors.com
Odachi berfungsi baik sebagai benda seremonial atau pedang infanteri.
Seperti yang dikutip WowAmazing.Com Sebagai persembahan kepada tuhan pelindung kuil. Beberapa odachi sebenarnya dipakai sebagai persembahan kepada para tuhan untuk melindungi pejuang dalam pertempuran. Yang lainnya ditampilkan di kuil sebagai simbol mitologis.
Sebagai objek seremonial. Produksi odachi berada pada titik tertinggi selama masa Edo dimana dia dipakai dalam banyak sekali upacara. Periset juga menyatakan bahwa odachi mempunyai tugas yang lebih "ritualistik" dikala berperang, serupa dengan bendera selama pertempuran.
Odachi juga dikatakan sebagai senjata pilihan selama abad ke-14, khususnya periode Nanboku-chō. Klaim ini didukung oleh karya sastra menyerupai Heike Monogatari dan Taiheiki. Sebagai senjata perang, ukuran besar odachi terbukti menjadi masalah. Dipercaya bahwa samurai akan membawanya ke belakang atau dengan tangan mereka. Selama era Muromachi, samurai akan mempunyai tangan kanan mereka membawa pedang besar untuk membantu menariknya selama pertempuran. Tentara kaki lebih cenderung membawa pedang yang tersandang di punggung mereka dan bukan katanas, yang biasanya dibawa ke samping.
Fumon Tanaka, seorang praktisi bela diri tradisional Jepang, memakai teknik menggambar khusus untuk odachi "lebih pendek". Ini melibatkan menarik selubung daripada menggambar pisau sebenarnya. Sekolah pedang di seluruh negeri telah mengadopsi metode ini, serta Shin musō Hayashizaki-ryu dan Iaidō.
Sumber Foto : http://greaterancestors.com
Produksi dan penurunan
Menempa odachi ternyata tidak mudah. Panjangnya menciptakan pedang ini rumit alasannya biaya dan tekniknya. Untuk mempolesnya juga cukup menantang. Karena ukurannya, odachi perlu digantung dari langit-langit atau ditempatkan dengan hati-hati dalam posisi membisu supaya dipoles dibandingkan dengan pedang biasa yang hanya bergerak di atas watu pemoles.
Penghormatan odachi menyusut sehabis Pengepungan 1615 Osaka (Osaka Natsu no Jin), di mana Keshogunan Tokugawa meniadakan klan Toyotomi. Kerugian tersebut dikatakan alasannya pemerintah Shogunal melarang pedang panjang di atas satu set. Pakar pedang Odachi terpaksa memotong panjangnya untuk memenuhi standar.
Jadi apa bahwasanya dibalik Norimitsu Odachi?
Semua orang oke bahwa bila pedang benar-benar mempunyai pemilik yang membawanya ke medan perang. Namun, bila seseorang mengabaikan mitologi dan dongeng rakyat, tampaknya odema Norimitsu tidak lebih dari pedang seremonial yang diciptakan oleh seorang pengrajin terampil. Siapa pun yang berada di belakang penempaan senjata indah ini tentu ingin menawarkan keahlian mereka atau kekayaan mereka dalam pembuatan pedang.
0 komentar:
Posting Komentar